Kamis, 25 Oktober 2007

Lilis Christine Lesmana: Urusannya Mengencangkan Payudara

Setiap orang ingin melakukan perawatan kecantikan terhadap bagian-bagian tubuh yang dirasakan kurang sempurna.

Berkaitan dengan itu, Lilis Christine Lesmana membantu mengatasi keluhan seputar kerontokan rambut, kegemukan, dan mengencangkan payudara dengan teknik akupuntur kecantikan.

Kecantikan adalah gabungan gejala psikologi dan fisiologi.

Sebab, kecantikan merupakan perpaduan antara sikap, penampilan, wajah, dan kepala. Wanita maupun pria pada dasarnya ingin tampak langsing dan awet muda. Salah satu upaya untuk mewujudkan keinginan itu adalah melalui akupuntur kecantikan.

Akupuntur kecantikan merupakan suatu pengobatan dan perawatan kecantikan yang aman, hasilnya memuaskan, ekonomis, tanpa efek samping. Metode akupuntur kecantikan didasarkan pada pengobatan modern, fisiologi, dan patologi kulit.

Metode itu lalu dikombinasikan dengan pengobatan tradisional berdasarkan meridian, titik akupuntur, cang fu, dan pengetahuan perawatan. Demikian Lilis Christine Lesmana menjelaskan arti akupuntur kecantikan.

Menurut sejarah pengobatan tradisional Cina, dalam 2000 tahun belakangan ini masalah kecantikan menjadi perhatian dan dibagi dalam beberapa jenis. Misalnya di dalam Huang Di Nei Jing, salah satu ilmu kuno di daratan Cina, jerawat didiagnosis sebagai jerawat angin paru dan sudah ada cara pengobatannya. “Berarti sejak 2000 tahun lalu, dalam pengobatan tradisional, telah ada pembagian jenis untuk akupuntur kecantikan,” kata Lilis.

Mengencangkan Payudara
  • Selain urusan rambut, Lilis juga menerima keluhan seputar penampilan. Misalnya masalah obesitas, kantong mata, jerawat, keriput, dan flek.

“Untuk urusan obesitas misalnya, saya tak sekadar menurunkan berat badan, melainkan membentuk tubuh. Misalnya, tangan yang besar bisa menjadi lebih ideal,” ungkapnya.

Banyak pasien yang datang padanya karena ingin mengencangkan, mengecilkan, atau membesarkan payudara. Kepada mereka yang ingin membesarkan payudara, ia selalu memberikan edukasi terlebih dahulu.

Sebab, menurutnya, kasus ini berhubungan dengan emosi si pasien. Maksudnya, suatu ketika ukuran payudara yang diinginkan sudah sesuai dengan permintaan. Namun, terkadang karena emosi yang labil, pasien merasa payudaranya menjadi lebih kecil atau sebaliknya.

“Sejauh pengalaman saya, setelah ditelusuri lebih lanjut, pasien yang merasa ukuran payudaranya berubah itu karena mempunyai masalah di keluarganya. Padahal, ukurannya masih tetap sama dengan ketika diterapi dulu,” katanya.

Untuk kasus pembesaran payudara, menghilangkan kantong mata, jerawat, dan flek, terapi yang dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan. Untuk obesitas, ia memasang target 15 kali pertemuan dengan jangka waktu 2 kali seminggu.

Soal biaya yang dibebankan ke pasien, ia mematok harga kurang lebih Rp 100.000 untuk setiap kali pertemuan. Harga tersebut di luar obat-obatan Cina yang harus dikonsumsi di rumah.

Berangkat dari Pengalaman Pribadi

  • Menjadi akupunturis bukanlah mustahil bagi Lilis Christine Lesmana (35 tahun). Selain ibunya, Juliana Tjandra, pakar akupuntur di daerah Jalan Kartini, Jakarta Pusat, kakeknya Tseng Kai, adalah pendiri lembaga pendidikan akupuntur Tseng Kai, dan orang pertama yang memperkenalkan teknik akupuntur di Indonesia.

Menurutnya, kakeknya yang berusia 95 tahun itu sekarang tinggal di Hong Kong.

Awalnya Lilis belajar akupuntur sejak duduk di kelas 2 SMA tahun 1982. “Dulu saya pernah belajar akupuntur dan sudah mendapatkan izin praktik. Tapi, waktu itu hanya sekadar ingin tahu saja. Bahkan setelah menamatkan kuliah, saya lebih memilih bekerja kantoran ketimbang membuka praktik pengobatan akupuntur,” papar alumnus Universitas Tarumanegara Jakarta angkatan 1988 itu.

Selama 15 tahun bekerja kantoran, Lilis mempunyai masalah dengan berat badan. Dengan tinggi 158 cm, beratnya 70 kg. Selama belasan tahun ia menjadi orang yang mudah capek dan sukar bergerak leluasa. Acapkali ia pun kerap ditanya orang, berapa jumlah anaknya. Padahal, ia belum berkeluarga, apalagi mempunyai anak.

“Karena risih sering menjumpai pertanyaan yang tak mengenakkan itu, saya mencoba mempraktikkan ilmu akupuntur yang dulu saya pelajari. Lambat laun, berkat akupuntur, berat badan menurun, dari 70 kg kini 53 kg. Itu hanya dilakukan dalam waktu 3 bulan terapi. Nah, atas pengalaman itu, saya ingin membagi cara menurunkan berat badan kepada pasien,” papar gadis yang mulai membuka praktik pada tahun 2000 itu. @Hendra Priantono

Klinik Vikrist
Gedung 16 Departemen Keuangan
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 2 Lt. Dasar, Jakarta Pusat
Hp. 0811163631
Telp. 3449230 ext. 1022

sumber:
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0407/11/120317.htm

Tidak ada komentar: